Posted by: Haluan Harian | December 31, 2007

Keluarga Besar Harian Haluan

Mengucapkan

Selamat Menempuh Bulan Suci Ramadhan 1429 H

Posted by: Haluan Harian | December 31, 2007

Penderita TBC Enggan Berobat

PADANG, HaluanPenyakit Tuberkulosis (TB) telah menjadi ancaman nyata bagi masyarakat Sumbar saat ini. Di Indonesia setiap tahunnya terdapat 450.000 penderita TB yang baru, dengan angka kematian mencapai 175.000 pertahun.

Tuberkulosis juga telah menjadi penyebab kematian nomor tiga.“Untuk dunia, Indonesia menempati urutan ke tiga, sebagai negara penyumbang penderita tuberkulosis terbanyak setelah Cina dan India,” kata Ketua Panitia Pertemuan Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Sumbar A. Aziz Djamal pada wartawan Sabtu (29/12) di kantor Bappeda Sumbar.

Dijelaskan, penyakit tuberculosis merupakan penyakit yang sangat rumit dan kompleks. Sebagian besar masyarakat, tidak tahu bahwa tuberculosis bisa disembuhkan. Ketidaktahuan akan penyakit tuberculosis, membuat masyarakat mendiamkan penyakit yang dideritanya dengan cara tidak pergi berobat ke rumah sakit atau pukesmas.

Padahal penyakit TB bisa disembuhkan dengan jalan melakukan perawatan dan minum obat selama enam bulan. Selama enam bulan, penderita TB harus meminum obat tidak boleh dihentikan dipertengahan waktu. Kalau minum obat dihentikan tidak pada waktunya, penyakitnya akan bertambah parah.

“Karena virus-virus TB tadi semakin bertambah ganas, dan bisa mengakibatkan kematian, ” jelas Aziz yang didampingi oleh Drs. Nofrizal, MA.Penyakit tuberculosis kata Aziz, bisa terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Gejala penyakit TB dapat diketahui dari berat badan menurun tanpa sebab yang jelas, nafsu makan kurang, demam kronik dan berulang, malaise, batuk kronik dan berulang, diare lama dan keringat malam.

Untuk mengetahui apakah anak terjangkit TB, perlu dilakukan uji tuberkulin.Penyakit TB pada anak tidak menularkan, berbeda dengan TB pada orang dewasa yang menularkan. TB pada orang dewasa gejala utamanya batuk dengan waktu yang lama, dengan jumlah kuman sangat banyak. Jenis penyakit TB-nya adalah TB di paru-paru. urud

Posted by: Haluan Harian | December 31, 2007

Padang Makin Diminati Sebagai Tujuan Pendidikan

PADANG, Haluan

Tahun 2007 yang sebentar lagi dilewati telah membuktikan tercapainya peningkatan kualitas pendidikan. Prestasi pendidikan Kota Padang terus bergema di tingkat provinsi hingga tingkat nasional, mulai dari prestasi siswa secara umum, prestasi tingkat sekolah hingga prestasi tingkat masing-masing siswa.

Prestasi tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan melalui pelajaran dalam kelas, namun juga prestasi melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti bidang keagamaan yang dievaluasi melalui MTQ serta prestasi di bidang olahraga Padang juga terus menjadi jawara pada pekan olahraga pelajar tingkat provinsi.

Bahkan di bidang keagamaan, Padang menjadi pusat perhatian nasional dan menjadi percontohan bagi daerah lain se-Indonesia. Program tersebut antara lain pakaian muslim bagi pelajar muslim, Pesantren Ramadhan, wirid remaja serta didikan subuh dan pada momen Ramadhan lalu, nilai positif semakin di raih dimana seluruh santri Pesantren Ramadhan yang merupakan seluruh siswa sekolah wajib hafal Asmaul Husna (99 nama Allah).

Wakil Walikota Padang H. Yusman Kasim saat diwawancarai Haluan tentang evaluasi kualitas pendidikan 2007 kemarin mengungkapkan, upaya peningkatan kualitas pendidikan melalui terobosan-terobosan baru yang diciptakan Dinas Pendidikan telah berhasil mewujudkan peningkatan prestasi.

Beranjak dari keberhasilan program pendidikan 2007 tersebut, tahun 2008 nanti program tersebut dipertahankan dan terus ditingkatkan. Salah satu program yang menjadi catatan yaitu tentang kebijakan Pemko Padang memberlakukan Penerimaan Siswa Baru (PSB) dengan sistem Online. Program PSB ini akan dipertahankan dengan mengevaluasi kelemahan sebelumnya.

“PSB Online yang mulai kita terapkan saat PSB tahun pelajaran 2007/2008 kemarin merupakan lembaran baru untuk mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas berdasarkan kemampuan dasar masing-masing siswa,” terang Yusman.uvid

Posted by: Haluan Harian | December 31, 2007

13 Tersangka Narkoba Segera Diberkas

PADANG, Haluan

Penyidik Satuan Narkoba Poltabes Padang segera akan menyerahkan berkas perkara dugaan penyalahgunaan narkotika 13 tersangka yang ditangkap dalam 10 hari terakhir ke kejaksaan, termasuk tiga oknum polisi yang dibekuk di Wisma Andalas Padang, Selasa (25/12) dinihari.

“Kita sedang melengkapi berkas pemeriksaan, jika selesai segera kita serahkan ke kejaksaan,”ujar Kepala Satuan Narkoba Poltabes Padang AKP. Heri Budianto kemarin.

Selain memeriksa para tersangka, polisi juga memintai keterangan sejumlah saksi guna menguatkan BAP. Kemudian polisi juga masih mengembangkan kasus tersebut guna mengungkap pemasok ganja dan sabu-sabu yang disita dari para tersangka. “Kita tetap melakukan pengembangan penyelidikan guna mengungkap jaringan lain,”lanjut Heri.

Seperti diinformasikan sebelumnya, delapan tersangka pemakai dan pengedar ganja diciduk polisi di berbagai lokasi di Kota Padang. Minggu (23/12) dinihari. Mereka masing-masing Rio (21), Sepdi (27), Andre (24), Gusra (24), Reza (23), Afri (24), Riki dan Yul (25). Dari mereka Jajaran Satuan Narkoba Poltabes Padang menyita seperempat kilogram daun ganja kering ditambah dua paket kecil.

Berawal dari digrebeknya sebuah rumah di daerah Ampang sekitar pukul 00.30 WIB. Di dalamnya diciduk Rio, Sepdi, Andre, Afri, Riki dan Yul yang ditengarai tengah pesa narkoba. Dua paket ganja seharga Rp50 ribu masing-masingnya itu cukup untuk menggiring enam pemuda tersebut ke Mapoltabes Padang

Di hadapan petugas mereka mengaku barang haram tersebut dari seorang rekan mereka Reza yang tinggal di daerah Balaibaru Kuranji. Setelah diintai sebelumnya, Reza dapat diringkus tidak jauh dari rumah tersangka. Tetapi polisi tidak menemukan satupun barang bukti dari tangan Reza. Sekitar pukul 04.30 WIB Gusra yang ditengarai sebagai pemasok ganja kepada para tersangka yang sudah ditangkap, dapat dibekuk di daerah Belimbing. Dari tangan lelaki yang tidak memiliki pekerjaan tetap itu disita sekitar satu seperempat kilogram ganja.

Kemudian Rabu (26/12), Briptu ‘Is’, Briptu ‘Yk’ dan Briptu ‘Dd’ dibekuk Jajaran Unit Reskrim Polsekta Padang Timur karena diduga menggelar pesta sabu-sabu bersama Ria dan Ira di Wisma Andalas sekitar pukul 03.15 WIB dinihari.

Di tangan mereka petugas menemukan satu paket sabu-sabu, dan alat hisap (bong)  sebagai barang bukti. penangkapan itu berawal dari adanya informasi dari beberapa jaringan Reskrim Polsekta Padang Timur yang melihat tiga oknum anggota polisi dan dua perempuan muda masuk ke dalam salah satu kamar di wisma tersebut.

Sejumlah anggota Polsek yang menerima informasi ini langsung datang ke lokasi yang dimaksud beberapa menit kemudian, tetapi ketika itu para tersangka tengah keluar dari wisma. Namun di dalam kamar ditemukan sabu-sabu paket Rp500 ribu, dan alat hisap  yang diletakkan di atas lantai. Untuk memastikan pemilik barang bukti itu sejumlah petugas pun melakukan pengintaian terhadap mereka yang menginap di kamar tersebut.

Berselang beberapa jam kemudian para tersangka terlihat masuk kembali ke kamarnya. Polisi yang sudah menunggu saat-saat demikian tidak membuang kesempatan. Pintu kamar itupun diketuk. Setelah dibuka, polisi langsung membekuk para tersangka. Ketika itu mereka terlihat tengah merakit alat hisap. Untuk pemeriksaan lebih lanjut kelimanya digiring ke Mapolsekta Padang Timur, dan kemudian dibawa ke Mapoltabes Padang.uaci

Posted by: Haluan Harian | December 31, 2007

Syafii Maarif: Bencana Budaya Mengancam Ranah Minang

PADANG, Haluan

Ancaman globalisasi yang datang menyergap dan tak dapat dibendung ikut memainkan peran penting dalam mengubah prilaku masyarakat. Globalisasi yang tak dapat dihindari itu terlebih lagi dengan kemajuan teknologi datang semakin cepat menyentuh setiap sendi kehidupan.

Ancaman globalisasi yang datang pun tanpa mengenal rasa iba. Pergeseran budaya itu juga terasa di Ranah Minang. Dalam perspektif budaya, Ranah Minang sudah menjadi bagian dari Indonesia yang sedang bingung merumuskan jati dirinya di tengah-tengah peluang dan ancaman globalisasi.

Sebab itu, Ranah Minang mengalami kegalauan budaya atau bisa dikatakan bencana budaya mengancam Ranah Minang. Itu terungkap dalam Pidato Kebudayaan Prof DR. Ahmad Syafi’I Maarif di Teater Utama Taman Budaya Sumatra Barat, Sabtu (29/12) lalu.

Dalam pidatonya yang berjudul Ranah Gurindam Dalam Sorotan (Bencana Budaya Mengancam Ranah Minang?), Maarif mengungkap, pergeseran nilai-nilai telah terjadi di Ranah Minang dapat dilihat dari prilaku orang Minang sendiri yang mulai meninggalkan agama dan adatnya.

Contoh kecil saja katanya, menyangkut masalah amanah, orang Minang tidak bisa di    percaya. ”Hal itu terjadi pada salah seorang pengusaha asal Solok yang saya kenal, ia mengeluh bahwa di kampungnya untuk mencari orang yang dapat dipercaya dalam masalah uang termasuk dikalangan keluarganya sendiri amatlah sukar,” jelasnya.

Pengalaman pahit perantau tersebut dapat menjadi tolok ukur untuk mempertanyakan dimana agama dan dimana adat yang diperkatakan tiap hari sebagai sumber kearifan dan kejujuran bagi orang Minang?

Jawabannya jelasnya, agama dan adat lebih banyak diperkatakan dalam khotbah, perhelatan dan pertemuan-pertemuan khusus, tetapi dikhianati dalam laku dan perbuatan. Kata dan laku telah pecah kongsi, dipicu oleh mentalitas ‘menerabas’. Ingin cepat kaya melalui jalan pintas tanpa berkeringat.

”Di mana-mana ditemui kenyataan merajalelanya cara hidup ikan lele, ‘semakin keruh air, semakin lahap makannya. Fatwa agama dan seruan adat sudah lama tak didengarkan,” jelas putra Minang kelahiran Sumpur Kudus 31 Mei 1935, juga Penasehat PP Muhammadiyah dan pendiri Maarif Institute ini.

Dalam suasana mentalitas dan budaya yang keruh adalah sebuah nonsense besar bila para elit masih juga berbicara tentang idealisme, tentang hari depan, tentang melawan kemiskinan, sementara laku mengkhianati itu semua tanpa rasa dosa. Perasaan tidak takut kepada dosa dan dusta adalah salah satu buah dari penyakit mentalitas menerabas yang semakin kronis menggerogoti urat nadi.

Kenyataan tersebut jelasnya, perlu difikirkan langkah-langkah serius berdasarkan kajian yang lebih mendalam dan komprehensif dalam upaya mencari jalan keluar yang masuk akal dan dapat dilaksanakan. ”Pelaksanaannya melibatkan semua unsur untuk merumuskan solusi yang terbaik bagi masa depan Minangkabau,” harapnya.

Wisran Hadi, budayawan, sependapat dengan apa yang dilontarkan oleh Maarif dalam pidato kebudayaannya tersebut. Katanya, memang telah terjadi perubahan nilai-nilai di Minangkabau. Perubahan tersebut telah terjadi sejak lama. ”Sejak zaman Belanda bahkan jauh sebelum itu juga telah terjadi perubahan-perubahan. Contoh kecil, dulu di Minangkabau kepercayaan masyarakat adalah Hindu kemudian digantikan dengan masuknya Islam,” ujarnya.

Perubahan dalam masyarakat katanya, tak akan dapat dibendung karena merupakan siklus alam yang tak dapat dipungkiri. Perubahan tersebut terlihat jelas dari segi fisik seperti pakaian. Namun, perubahan yang terjadi sekarang telah jauh menyimpang dari nilai-nilai agama yang menjadi landasan orang Minang di dalam segenap sendi kehidupannya.

”Hedonisme dan sifat konsumtif mulai merambah kehidupan masyarakat Minang, sehingga orang cenderung menghalalkan segala cara dalam memenuhi kebutuhannya itu,” urainya.

Namun, pergeseran yang sangat mengkuatirkan adalah agama yang menjadi panduan hidup bagi orang Minang seperti ungkapan adat, “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah’ justru malah sebaliknya. ”Agama ditempatkan dan lebih cenderung mengekor pada budaya. Hal inilah yang menjadi ancaman yang sangat serius,” ujarnya. usal

Posted by: Haluan Harian | December 31, 2007

2007, Tahun Pahit Membawa Hikmah

PADANG, Haluan

“Kita tidak boleh terus menangis semakipun bencana silih berganti dijatuhkan Tuhan kepada kita, selain ujian, bencana juga harus dijadikan sebagai starting point untuk membuat kita terus kreatif membenahi daerah ini,” kata Gubernur Gamawan Fauzi kemarin dalam jumpa pers akhir tahun di gubernur.

Didampingi Sekdaprov Yohanes Dahlah, para Asisten Sekda, Kepala Bawasda, Kepala Bappeda dan jurubicara Pemprov, Devi ‘Pung’ Kurnia, gubernur memaparkan berbagai rangkaian bencana yang menerpa Sumatra Barat sepanjang 2007 sekaligus mereview sejumlah capaian di tahun 2007.

Menurut gubernur, Sumatra Barat tidak boleh terus menerus menangis. Gempa, banjir, tanah longsor, kebakaran sampai ancaman tsunami yang diawali dengan isu-isu harusnya membuat kita tegar. “Secara rohani, dapat dikatakan ini adalah cobaan. Tetapi itu tidak boleh membuat kita berhenti membangun karsa dan kreasi di tengah kesulitan. Kalau terus menerus hanya menangisi bencana, kapan kita akan bangkit?” ujar Gamawan Haluan, usai jumpa pers tersebut.

Menjawab Haluan apakah hasil dari membangun karsa dan kreatifitas selama 2007 itu? Gamawan dengan cepat mengatakan bahwa ternyata berbagai bencana yang diramalkan akan memerosotkan laju pertumbuhan ekonomi daerah itu, tidak terbukti.

 “Tahun ini kita bisa capai laju pertumbuhan 6,29 persen. Tahun sebelumnya hanya 6,14 dan sebelumnya lagi 5,73 persen. Meskipun ini angka-angka makro, ini amat melegakan kita,” katanya.

Kepala Bappeda Bambang Istijono dan Asisten II Suryadharma Sabirin menyebutkan bahwa laju petumbuhan itu tercapai setelah sejumlah rencana investasi baik PMDN maupun PMA tahun sebelumnya direalisasikan pada 2007 ini.

 Tetapi yang juga tak kalah signifikan mengantrol laju pertumbuhan itu adalah kerja keras melobi pusat oleh pemerintah provinsi yang hasilnya pengucuran anggaran sampai di atas Rp3 triliun.

Dalam catatan Haluan selama 2007 tak kurang dari Rp2,8 triliun anggaran pusat yang dikucurkan lewat APBN, APBD dan DAK. Jumlah itu masih diitambah dengan dana-dana yang dikelola oleh instansi vertikal yang ada di daerah ini.

Selama 2007 bagi Sumatra Barat boleh dikatakan sebagai tahun yang amat pahit bagi. Ditandai dengan banyaknya bencana alam dari gempa, banjir hingga kebakaran pasar dan istana pagaruyung.

Tetapi di tahun ini pula sesungguhnya pemerintah Sumatra Barat menyelesaikan berbagai bengkalai masa lalu antara lain dicapainya pengeluaran Cemex dari PTSP, diselesaikannya Mesjid Nurul Iman, diintesifkannya proyek-proyek infrastruktur besar seperti fly over Duku dan Kelok Sembilan dari pola budgetting yang dicicil-cicil (parsial) menjadi pola multiyears. “Artinya sekali tepuk hingga selesai, tak perlu dicicil-cicil lagi. Toh dia (proyek itu) tetap akan dibangun juga. Jadi dari pada berulang-ulang tender proyeknya yang bisa berpotensi kesalahan dalam mixing proyek, maka lebih baik pola multiyears saja,” kata Gamawan Fauzi.

Dan tahun 2007 bermakna bagi Sumatra Barat, dimana setelah 2 tahun pemerintahan Gamma barulah dicapai berbagai hasil perjuangan berat untuk memulai hal-hal baru. Antara lain dimualainya pembangunan Mesjid Raya, Jalan alternatif Duku-Sicincin, Jalan tembus Sicincin-Malalak, Peningkatan Jalan Batusangkar – Ombilin.

Tahun 2007 juga bermakna bagi pengembangan ekonomi Sumbar terutama mengalirnya investasi; antara lain dengan dibangunnya pabrik pengolahan ikan, diintensifkannya pengembangan cokelat di sejumlah daerah, dibangunnya pabrik meubel (Malaysia) di Dharmasraya, disetujuinya pembangunan pabrik gula baru, pabrik karet di PIP serta peningkatan jalan Kiliran Jao hingga ke batas Jambi.

Tetapi dampak bencana gempa bukan berlalu begitu saja. Nyatanya sejumlah rencana investasi juga tertunda. Para investor saling menahan diri sampai keadaan benar-benar bisa mereka anggap kondusif untuk berinvestasi lagi.

 Salah satu yang tertunda itu adalah rencana investasi dua hotel berbintang (kelompok Borobudur dan kelompok Horison) di Padang lantaran isu gempa dan tsunami.

Menatap 2008

Memasuki tahun 2008, seperti disebutkan oleh Sekdaprov Sumbar, Sumatra Barat akan memulai mengintensifkan pencapaian apa-apa yang sudah jadi rencana. “Kita bersyukur, guidline untuk membangun daerah ini sudah kita sepakati dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Sumatra Barat hingga 2025. Jadi siapa saja kelak yang mengevaluasi kinerja pemerintah provinsi Sumatra Barat mestilah mengacu kepada RPJM dan RPJP yang disepakati bersama DPRD dan masyarakat Sumatra Barat,” ujar Yohanes.

Tahun sebelumnya pasangan Gamma dituding belum mengerjakan apa-apa. Padahal tahun-tahun awal itu, pekerjaan Pemprov adalah membenahi sejumlah bengkalai, ibarat orang baralek, saat itu adalah mencuci piring dan melakukan bersih-bersih usai berpesta. Maka tahun 2007 adalah momentum permulaan langkah besar yang akan dihela oleh Pemprov Sumbar.

Awam tak bisa disalahkan kalau melihat keberhasilan pemerintah itu hanya dari pisik. Maka tahun 2007 hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan pisik, infrastruktur, pengembangan ekonomi, investasi mulai memperlihatkan hasil. Itu adalah jerih payah selama setahun 2006. Hasilnya adalah: Disetujuinya dana bantuan bencana alam, proyek kelok sembilan, proyek flyover duku, jalan Sicincin-Duku, jalan Malalak – Sicincin, pabrik gula, pabrik pengolahan ikan, pabrik meuble, pabrik karet, penambahan sejumlah pembangkit listrik baru, perpanjangan dermaga Teluk Bayur, bahkan sebuah kelompok investor juga akan memantapkan komitmennya membangun terowongan kereta api Padang-Solok. Diperkirakan dengan triliunan dana dari proyek-proyek itu, laju pertumbuhan di atas 6 persen bisa dicapai pada akhir 2008 mendatang.

Ada sejumlah harapan yang akan menambah semangat kerja masyarakat Sumatra Barat di tahun mendatang ini. Antara lain (kalau investornya menyetujui 2008) dimulainya pembangunan Singkarak Tunnel atau terowongan Singkarak yang akan dilewati jalur kereta api Padang – Solok. Jelas proyek itu akan memerlukan tenaga kerja yang banyak.

Begitu juga kalau rencana pemerintah pusat jadi melakukan ekplorasi dan ekspoitasi Blok Singkarak untuk gas dan minyak bumi, niscaya ini akan jadi lahan baru bagi angkatan kerja yang masih menganggur. Hingga Desember 2007 ini Dinas Tenaga Kerja Sumatra mencatat masih ada 243 ribu orang penganggur di Sumatra Barat.

Menurut anggota DPR RI Azwir Dainy Tara, rasa optimistis ini perlu digelorakan oleh Gubernur Sumatra Barat kepada semua kalangan di daerah. “Bagaimana kita menatap tahun baru 2008 sebagai tahun yang berarti membangun sebuah semangat optiomistis masyarakat setelah tertekan oleh trauma bencana alam. Tak hanya membangun optimistis untuk bekerja lebih giat memutar roda ekonomi yang mesti dikerjakan, tetapi perjuangan lebih keras lagi dalam berdiplomasi untuk menarik minat orang berinvestasi di Sumatra Barat,” kata Azwir.

Sementara Wakil Ketua DPD RI, Irman Gusman mengingatkan bahwa membangun semangat optimisme itu diperlukan terlebih dulu semangat kebersamaan. Para Kepala Daerah Kabupaten/Kota bersama DPRD masing-masing juga harus bersinergi di bawah koordinasi gubernur. “Kalau jalan masing-masing tanpa menghiraukan adanya koordinator, saya kira hasilnya bukan optimis melainkan pesimis, lebih berada dalam satu saf daripada berada dibarisan terpisah,” kata Irman beribarat. Ia menekankan pentingnya keseiringsejalanan antara gubernur dengan para bupati/walikota. ueko/nov/met/ita/sa           

Posted by: Haluan Harian | December 29, 2007

Bantuan Bencana Gempa Kok Dipotong?

BATUSANGKAR, Haluan

Bupati Tanah Datar M. Shadiq Pasadigue tidak mentolerir sedikitpun segala bentuk pungutan-pungutan atau pemotongan yang dilakukan terhadap bantuan bagi para korban gempa Maret 2007 lalu.

“Tidak ada pemotongan ataupun pungutan dengan alasan apapun dan bagi yang melakukannya di minta untuk segera mengembalikan potongan tersebut kepada para penerima bantuan” Hal tersebut disampaikan Bupati Tanah Datar kepada Haluan kemarin sehubungan dengan adanya praktek pemotongan dana bantuan gempa yang dilakukan di sejumlah kecamatan di Tanah Datar sebagaimana berita Haluan edisi kamis 27/12 kemarin. Ditegaskan Bupati, bahwa ketika mendapat informasi adanya pemotongan ini pihaknya telah langsung memerintahkan camat setempat untuk segera menindak lanjuti temuan tersebut dan segera kembalikan pemotongan  dana Bantuan korban gempa tersebut ke masyarakat penerima. “Tidak ada sedikitpun alasan untuk melakukan pemotongan walaupun itu merupakan bentuk terima kasih memang  dari para korban bencana ini kepada ketua kelompok atau wali jorong yang telah membantu mereka”Sementara itu berdasarkan pantauan Haluan kemarin, sejak Kamis malam, sejumlah Camat dan Muspika pada beberapa Kecamatan sibuk mengumpulkan para kordinator dan penerima bantuan gempa di Nagari masing-masing untuk menindak lanjuti temuan pemotongan dana bantuan tersebut. Seperti yang dilakukan Camat Salimpaung, Yulius Yakub SH beserta dengan Danramil dan Kapolsek Salimpaung yang langsung menggelar pertemuan mendadak di Salah satu jorong di Nagari Salimpaung. Meski sejumlah masyarakat penerima bantuan merasa tidak keberatan dengan pemotongan tersebut, namun Camat Salimpaung ini secara tegas menyampaikan bahwa dana bantuan gempa ini tidak boleh di potong. Bahkan secara tegas, Yulius Yakub beserta Muspika Salimpaung meminta agar para kordinator dan masyarakat penerima bantuan membuat surat pernyataan bahwa mereka tidak akan melakukan pemotongan terhadap bantuan gempa tersebut. Bukan hanya itu, sepanjang Jum”at kemarin camat yang merasa kecolongan tersebut akhirnya terpaksa mengunjungi kembali setiap nagari di Kecamatannya untuk mencek langsung pendistribusian bantuan tersebut Berdasarkan pantauan Haluan juga, kasus pemotongan dana yang di lakukan oleh sejumlah kordinator mereka ini terjadi akibat adanya kesepakatan diantara para penerima bantuan ini untuk menyisihkan sebahagian dana yang mereka terima untuk para pengurus dan wali jorong. Namun kasus ini mencuat ketika ada di antara para penerima bantuan ini yang tidak terima dan mempermasalahkan persoalan tersebut sehingga akhirnya terkesan terjadi pemotongan dalam penyaluran bantuan tersebut. Menanggapi hal tersebut Kepala Kantor Inforkom Tanah Datar, Edi Susanto SH.MM ketika dihubungi Haluan kembali menegaskan bahwa tidak ada pemotongan ataupun semacam balas jasa terhadap aparat yang telah melaksanakan tugas ini. Dan kepada masyarakat Tanah Datar yang belum terpantau dalam penyaluran bantuan ini, Edi Susanto juga meminta untuk segera melaporkan segala macam bentuk pemotongan yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu. Karena menurut Edi, kondisi dari para korban gempa ini cukup memprihatinkan dan dengan dana yang mereka terima tersebut masih banyak diantara mereka yang belum bias memperbaiki rumahnya sesuai dengan standar rumah yang layak. “Bantuan ini belum seberapa dan jika ada lagi pemotongan tentunya makin memperberat kondisi masyarakat dan seharusnya kita menambah dan membantu meringankan beban mereka bukan menambah beban mereka” ujar Edi.  u ton 

Posted by: Haluan Harian | December 29, 2007

Pariwisata Sumbar Masih Banyak Kendala

PADANG, Haluan

Gubernur Sumatra Barat Gamawan Fauzi mengimbau Dinas Pariwisata Sumbar agar dalam pengembangan pariwisata tidak berjalan sendirian, tapi harus melibatkan pelaku pariwisata atau stake holder terkait demi kemajuan pariwisata.

“Untuk kemajuan pariwisata di Sumbar sejak dini harus melibatkan pelaku pariwisata, karena pasar pariwisata bukan atas keinginan Dinas Pariwisata tapi pelaku pariwisata yang tahu apa keinginan dari wisatawan yang datang ke Sumbar,” katanya dalam sambutannya pada acara Padang Tourism Award 2007 di Pangeran Beach Hotel  Padang Kamis (27/12) malam. 

Selain itu dana yang dianggarkan untuk pengembangan pariwisata pada Dinas Pariwisata begitu banyak. Sayang sekali rasanya anggaran  yang begitu besar tidak bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kemajuan pariwisata. Apalagi Sumbar telah memiliki alam yang begitu indah hanya tinggal pengelolaan dan promosinya.Selanjutnya berikan informasi yang baik-baik dan menarik kepada pihak luar, sehingga wisatawan tidak takut untuk datang ke Sumbar.“Banyak yang perlu dibenahi untuk kemajuan pariwisata Sumbar, karena saat ini masih banyak ditemukan kelemahan seperti, kurangnya pelayanan, retribusi parkir di lokasi wisata yang begitu besar, berbagai pungutan liar, kurangnya kebersihan dan hal lainnya,” katanya.Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana Padang Tourism Award (PTA) Atviarni mengatakan, PTA  2007 merupakan penghargaan terhadap industri dan pelaku pariwisata di sumbar yang mampu menyajikan, melayani, mempromosikan dan mendatangkan turis sebanyak-banyaknya ke Sumbar. “Jika pada tahun 2006, PTA hanya memberikan penghargaan untuk wilayah Kota Padang dengan 7 kategori maka pada tahun 2007 PTA memberikan penghargaan untuk wilayah Sumbar dengan 8 kategori yaitu, hotel berbintang terbaik, hotel melati terbaik, tour operator terbaik, restoran terbaik, objek wisata terbaik, pusat souvenir terbaik dan a lifetime  achievement award,” katanya.Dalam malam penganugerahan tersebut yang memperoleh penghargaan yaitu, untuk The best tour operator diperoleh Ero Tours, The best souvenir shop didapat Sherly Padang, The best salon dan spa diperoleh Aming Salon, The best restaurant dipegang Nelayan Restaurant.The best budget hotel didapat Hotel Hang Tuah, sedangkan hotel berbintang diperoleh Novotel Bukittinggi serta objek wisata terbaik didapat Ngarai Sianok.Sedangkan untuk tokoh yang berjasa terhadap pengabdiannya kepada pariwisata diperoleh Idham Rajo Bintang yang merupakan Presiden Komisaris Hotel Maninjau Indah.uade         

Posted by: Haluan Harian | December 29, 2007

Calon Anggota KPUD Sumbar Segera Direkrut

PADANG, Haluan
Dalam rapat perdananya yang masih menumpang di Kantor KPU (Komisi Pemilihan Umum) Sumbar, Kamis (27/12), Tim Seleksi Calon Anggota KPU Provinsi Sumbar  telah berhasil memilih Drs. H. Shofwan Karim Elha, M.H. sebagai  Ketua Tim  dan Rusdi Zen, S.H. sebagai Sekretaris Tim.

Dalam wawancaranya dengan Haluan, Jumat (28/12),  Rusdi Zen mengatakan, . dengan telah terpilihnya Ketua dan Sekretaris, maka selanjutnya Tim Seleksi Calon Anggota KPU Provinsi Sumbar segera menjalankan tugasnya dalam pelaksanaan rekrutmen anggota KPU Provinsi untuk periode 2008-2013. “Untuk itu saat ini, guna menjaga netralitas, Tim seleksi  tengah mencari tempat yang dapat dipakai/disewa,” ujarnya.

Untuk kelancaran tugasnya, menurut Rusdi Zen, dalam rapat perdana kemarin  Tim juga  telah sepakat menjadwalkan rapat mingguan setiap hari Jumat sekitar pukul 14.00 WIB, yang akan dimulai  tanggal 4 Januari 2008 nanti dan sebelum adanya staf sekretariat tim, untuk sementara ditunjuk Agus Catur, Kabag Administrasi KPU Sumbar sebagai Liaissan officer (LO). Sedangkan untuk rapat-rapat di hari lainnya, menurut Rusdi Zen ditentukan berdasarkan kebutuhan.

Seleksi yang akan diikuti bakal calon untuk dapat terpilih menjadi anggota KPU Sumbar, menurut Rusdi Zen, antara lain, seleksi administratif, tertulis dan wawancara yang akan dilakukan Tim Seleksi. “Selanjutnya Bakal calon yang telah lolos wawancara sebanyak 10 orang nantinya dipilih 5 orang sebagai anggota KPU Sumbar setelah melalui  Fit and Proper test oleh KPU Pusat,” ujar Rusdi Zen.   

Sementara itu menyangkut jadwal pelaksanaan rekruitmen tersebut, Rusdi Zen menjelaskan, kalau Pendaftaran bakal calon anggota KPU Sumbar diumumkan melalui media cetak dan elektronik pada tanggal 14 sampai 16 Januari 2008 dan formulir pendaftarannya akan disediakan tim. “Untuk penerimaan pendaftaran bakal calon akan dilaksanakan tanggal 17 sampai 25 Januari 2008 dan bakal calon yang lolos seleksi administratif akan diumumkan tanggal 4 sampai 6 Pebruari 2008 untuk selanjutnya mengikuti tes tertulis tanggal 11 sampai 15 2008,” jelas Rusdi Zen.

Selain itu  Rusdi Zen juga menambahkan, mereka yang telah lolos tes tertulis itu nantinya, sebelum mengikuti tahap seleksi wawancara akan diumumkan di media massa mulai tanggal 18 sampai 26 Pebruari untuk mendapat tanggapan dari masyarakat. “Sementara wawancara dengan bakal calon termasuk klarifikasi atas tanggapan masyarakat terhadap calon direncanakan mulai tanggal 27 Pebruari sampai  4 Maret 2008,” tambahnya.

Seperti telah diketahui, Tim Seleksi Calon Anggota KPU Provinsi Sumbar terdiri dari  lima  orang masing-masing Shofwan Karim Elha, Rusdi Zen,   H.  Muchtiar Muchtar,   H. Elwi Danil,   dan   Yulman Munaf (yan)

Posted by: Haluan Harian | December 29, 2007

Suryadi Dirut Baru Bank Nagari

PADANG, Haluan            Akhirnya teka-teki siapa yang bakal terpilih menjadi direksi dan komisaris baru Bank Nagari terjawab sudah. Dengan suara mufakat akhirnya para pemegang saham BN memilih Suryadi Asmi yang sebelumnya menjabat Direktur Pemasaran BN sebagai Direktur Utama Bank Nagari Periode 2008-2012 menggantikan Dirut lama Nazwar Nazir .  Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dihadiri oleh pemimpin daerah dari 19 kabupaten/kota, Gubernur Sumatra Barat Gamawan Fauzi dan perwakilan Koperasi Karyawan BPD yang digelar secara tertutup di Aula Bank Nagari pada Jumat (28/12), juga telah dipilih para direktur dan komisaris.Untuk jabatan sebagai Direktur Pemasaran BN akhirnya jatuh pada Indra Wedhiana yang sebelumnya merupakan Kepala Divisi Kredit  BN , Direktur Kepatuhan kini dipegang Syaiful Bahri yang sebelumnya menjabat Kepala Divisi Audit sedangkan untuk posisi Direktur Umum dipegang oleh Kepala Cabang Utama Padang Syamsir Alam. “Amrel yang juga lulus fit and proper test dari BI tidak terpilih bukannya karena tidak bagus, namun sebaliknya justru karena dianggap potensial dia tidak terpilih saat ini. Karena usianya masih muda maka sangat disayangkan jika nantinya dia harus pensiun cepat jika langsung masuk dalam jajaran direksi,” ujar Gamawan menjelaskan. Sedangkan untuk jajaran komisaris, dipilih Sekdaprov Sumbar Yohannes Dahlan sebagai Komisaris Utama. Sedangkan untuk 3 anggota komisaris lainnya terdiri dari 2 akademisi yakni dosen ekonomi Universitas Andalas Niki Lutviarman dan Firman Hasan dari Fakultas Hukum serta Ali Mudin yang merupakan Ketua Koperasi Karyawan BN. Asisten II Pemprov Sumbar Surya Dharma Sabirin yang juga lulus proses fit and proper test sebelumnya mengundurkan diri dalam bursa pemilihan karena dirinya juga terpilih sebagai komisaris PT Askrida. Dengan demikian otomatis sebanyak 4 kandidat yang telah lulus proses fit & proper tes dari BI tersebut langsung lolos jadi komisaris. “Untuk Pak Yohannes Dahlan, apakah nanti akan tetap memangku jabatan sebagai Sekdaprov atau tidak, itu nantinya kita serahkan kepada maunya para pemegang saham. Tergantung hasil keputusan nanti apakan dia bisa memangku jabatan ganda atau harus meninggalkan jabatannya sebagai Sekdapron Sumbar,” ujar Gamawan lagi.             Menurut Gamawan lagi, pada dasarnya RUPSLB tersebut berlangsung cukup demokratis. Para kepala daerah dipersilahkan memberikan pendapatnya terlebih dahulu tentang bagaimana kinerja kepemimpinan lama dan bagaimana yang sebaiknya. Ada 2 opsi yang akhirnya ditawarkan untuk pemilihan direksi dalam RUPSLB tersebut.             Pilihan pertama yakni direksi baru BN terdiri dari 2 direksi lama dan 2 yang baru dan pilihan keduanya adalah 3 dari yang baru dan 1 dari direksi lama. Dari dengar pendapat tersebut akhirnya sebanyak 15 kabupaten/kota yang ada termasuk juga pemilik saham mayoritas yakni Kota Padang dan Mentawai setuju untuk memilih pilihan ke-2,” katanya lagi.             Ditambahkan Gamawan, sebelum dilantik pada tanggap 7 Januari 2008 mendatang, maka semua direksi dan komisaris terpilih akan dikumpulkan untuk didengarkan rencana mereka ke depan sekaligus juga untuk mendapatkan masukan-masukan dan berbagai pertimbangan dari BI selaku tim uji kelayakan tersebut.             “Sebagai bank milik daerah yang nantinya akan menjalankan kegiatan usaha yang lebih luas dan tantangan yang berat, pastinya kita juga tidak bisa sembarangan dalam memilih siapa yang akan mengambil peran dan kebijakan dalam menjalankan operasional BN ke depan. Untuk itulah perlu banyak pertimbangan matang.             Yang disarankan BI adalah agar para pejabat bank untuk lebih banyak disekolahkan dan diberikan berbagai pelatihan. Karena BN tahun 2008 mendatang skop usahanya telah sangat luas utamanya dengan bank devisa dimana BN telah bisa melakukan transaksi perbankan dalam bentuk valuta asing, tentu bahasa asingnya harus bagus,” katanya lagi. (ita)

Older Posts »

Categories